Globallisasi menempati titik sentral dalam berbagai intelekual dan politik yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang krusial tentang apa oleh banyak orang dipandang fundamental dan dinamis pada jaman kita ini. Globalisasi merupakan deskripsi dan sekaligus preskripsi dan dengan demikian Gloobalisasi merupakan penjelasan tetapi sayang merupakan penjelasan yang tak mewadahi yang sekarang mendominasi pemikiran, pengambilan keputusan dan praktik politik. Sebagai sebuah deskripsi, Globalisasi mengacu pada perluasan dan penguatan arus perdagangan modal dan teknologi serta informasi internasional dalam sebuah pasar global yang menyatu.
Sebagai sebuah preskripsi globalisasi meliputi liberalisasi pasar global dan pasar nasional dengan asumsi bahwa arus perdagangan bebas, modal dan informasi akan menciptakan hasil yang terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan sentra kemakmuran manusia (UNDP,1992). Ketika digunakan baik untuk mendeskripsikan maupun mempreskripsikan istilah globalisasi ini biasanya dihadirkan dengan suatu nuansa keyakinan yang niscaya dan amat kuat yang mengingkari akar-akar ideologinya. Dari perspektif keniscayaan globallisasi masalahnya adalah bagaimana suatu negara atau kelompok negara tertentu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam ekonomi dunia dan menempatkan dirinya dalam proses globalisasi dengan syarat-syarat yang peling menguntungkan. Griffin untuk satu-satunya hal percaya bahwa integrsasi dan penyesuasian semacam itu diperlukan dan dimungkinkan. Masalahnya menurutnya adalah bagaimana kekuatan-kekuatan yang mendororng proses globalisasi dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan-kebutuhan pembangunan kemanusiaan (Griffin dan khan,1992).
Keniscayaan globalisasi merupakan sebuah isu-isu kritis tetapi isu yang lebih kritis lagi barangkali adalah wacana globalisasi yang dirancang untuk bersembunyi dan membuat bingung: bentuk imperialisme masa sekarang sebuah sistem kapitalis yang makin mendunia untuk mengatur produksi ekonomi dan masyarakat.
Dinamika perubahan: kapitalisme dunia masa kini.
Sebenarnya globalisasi merupakan sebuah pergeseran modal yang menentukan dan telah terjadi. Yang jadi pertanyaan adalah apakah globalisasi mengambarkan sebuah fenomena yang baru secara kualitatif atau sekedar fase yang lain dari proses ekspansi imperialis historis yang panjang. Jawaban apapun atas pertanyaa ini memungkinkan meng-identifikasi-kan dalam sebuah sejarah perkembangan kapitalis adanya serangkaian gelombang panjang yang dalam proses akumulasi modal dan restrukturisasi selanjutnya terhadap keseluruhan sistem kapitalis ini.ada beberapa kunci struktur sistem kapitalis
1. konsentrasi dan sentralisasi modal yang berlangsung dalam dekade akhir abad 19 dalam konteks sistem krirsis sistematik pada akhir tahun 1970 yang mengakibatkan bergabungnya industri besar dan bentuk-bentuk pembiayaan modal tumbuhnya berbagai monopoli perusahaan pembagian teritorial dunia menjadi koloni-koloni, ekspor modal, dan perluasan pasar ke seluruh dunia berdasarkan pembagian kerja antar negara yang khusus memproduksi barang-barang manufaktur dan negara-negara yang berorientasi pada produksi komoditi dan bahan-bahan mentah.
2. pengadopsian rezim Fordist atas akumulasi dan mode regulasi manghasilkan sebuah sistem produksi masal dan manejemen buruh secara ilmiah dalamkegiatan produksi dalam berbagai formasi dalam negara – bangsa.
3. di bawah teklana serikat-serikat buruh dan partai kiri sejumlah reformasi ekonomi dan sosial yang diarahkan oleh negara telah menciptakan kondisi politik bagi keseimbangan modal-buruh berdasarkan poroduktifitas buruh redistribusi sosial pendapatan yang diperoleh dari pasar, dan legitimasi sebua negara kapitalisme dengasn program-program sosialnya. Dan jaminan penghapusasn pengangguran. Reformasi-reformasi yang dimulkai sejak pernag duniaII yang tidak diikuti dengan perjuanagan kelas reformasi ini yang kemudian merspon tuntutan yang dibuat oleh marx dalam bukunya Communist manifesto menghasilakn apa yang disebut Patel (1993) sebagai penjinakan kapitalisme “ .
4. dalam konteks pembagian dunia menjadi timur-barat pasca perang dunia II yakni hegemoni Amerika Serikat dalam sistem perekonomian dunia,proses dekolonisasi dan kesepakatan bretten woods suntutk membentuk tatanan ekonomi dunia yang liberal menciptakan sebuuah kerangkan dalampertumbuhan keonomi dan perkembangan kapitalisme yang cepat secara terusmenerus selama dua ppuluh lima tahunzaman keemasan kapitalisme “ Marglin dan schor, 1990 “ dengan tatanan seperti ini banyak membut negara dunia ketiga yang membnetuk kelompok seperti kelompok 77 di PBB digiring menuju proses pembangunan yang menghasilkan apa yang oleh Patel (1992) yang disebut “ jaman keemasasn utara” yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan dalam pembangunan sosial yang tinggi.
5. negara dalam contoh dikonversi mejdai agen utama bagi pembangunan nasional yang mengimplementasikan model ekonomi yang bersendikan ekonomi naionalisme industrialisasi dan modernisasi proteksi terhadap industri domestik, perluasan serta penguatan pasar domestik untuk menyatukan kelas pekerja dan produsen langsung.
Menjelang akhir tahun 60-an dasar-dasar sistem ini mulai nberantakan dalam konodi produksi yang stagnan produktifitas yang yang menurun serta konflik kelas yangmakin kuat melampaui upah yang tinggi keuntungan sosial yang besar dan kondisi-kondisi kerjia yang lebih baik.
Dalam konteks ini muncullah dua aliran ekonomi politik satu menekankan pada inheren kapitalisme yang mengarah pada krisisdam kontradiksi sosial yang sevcara kronis mengacau seluruh wilyah kehidupan kapitalis satunya lagi menekankan dan memepokusskan pada berbagai bantuk dan tingkat respon terhadap krisis yang sistemik. Ada beberapa respon yang strategis unutk mengidentifikasikan hal ini :
- Beragam upaya pemerintah Amerika Serikat untuk mengganti tekanan-tekanan pasar dunia pada alat-alat produksi yang terefleksikan dalam merosotnya keseimbangan perdagangan dan hilangnya pangssa pasar yang menguntungkan perekonomian jerman dan jepang. Upaya ini termasuk menentukan nilai, dan kurs dolar.
- Relokasi oleh perusahaan dan transnasional atas operasi padat karya milik mereka untukmencari buruh yang lebih murah.dalam proses ini muncullah pembagian kerja internasional yang baru yang ditandai dengan tumbuhnya sebuah sistem produksi global baru yang berdasarkan operasi perusahaan trannasional dan cabang-cabangnya.
- Internasionalisasi modal dalam, bnetuk yang produktif (investasi untuk perluasan modal perdagangan dan produksi) dan bentuk-bentuk yang tidak produkt6if ataua spekulatif. Kekuatan penetu dibalik proses ini adalah kebijjakan libaralisasi dan deregulasi dalam roda pasar uang yang mengglobal dan menggelembung ini yang olh konferensi perdaganagan dan pembangunan PBB (UNCTAD,1994:83) didefinisikan sebagai “kurang visible tetapi jauh lebih kuat” dibanding aliran modal yang lain.
- Pembentukan dan pertumbuihan sebuah sistem produksi integral berdasarkan pembagian kerja internasional yang baru, operasi-operasi global dan strategi-strategi perusahaan-perusahaan transnasioanl, kerangka yang mendukung dan teknologi-teknologi yang baru. Faktor ini secara dramatis telah memeperpenden dan menurunkan nilai/ biaya kamunikasi dan transpormasi modal dalamproses (UNCTAD,1994: 123).
- Pengadopsian metode-metode produksi yang baru dan fleksibel berdasarkan rezim (model)akumulasi pasca-Fordist dan mode (atau struktur sosial) regu;lasi modal dan buruh. Metode ini dilandasi dengan apa yang disebut “ struktur sosial akumulasi” baru, sebuah strujtur yang mensyaratkan perubahan radikal dan relasi antara modal dan buruh
- Pada tahun 80-an dan 90-an modal secara langsunng menyerang upah buruh kondisi dan kepentingannya serta kapasitasnya untuk mengatur dan menegosiasikan kontrak-kontran mereka. Serangan inimnegmbil beberapa bentuk yang mereflekdikan dalambukti nyata yakni kapasitas dan tingkaty pengaturan buruh yang tereduksi, pemampatan dan sebaran upah yang terpolarissasi turunnya upah sebagai bagiaan dari pendapatan nasional perubahan ayang tamapak meluas dalams truktur pasar buruh di seluruh duniadan kondisi kerja serta pengngguran yang terkait dengannya terbukti bahwa buruhtelah menimbulkan bagi proses restrukturisasi dan penyesuaian dalam konteks global bahwa UnCTAD memperkirakan 120 pekreeja kini secara reski menganggur an 700 jjuta lainnya benar-benar setengah mengnggur terpisah dari alat-akat produksi mereka dan menambah kesusahan yang oleh ILO disebut sektor tak terstrutur tau informal yang berjumlah lerbih dari 50%dari angkatan kerja di negara berkembang ( ILO: 1996,McMichael,1996).
- Pembentukan tatanan dunia baru diwujudkan dengan mendirikan IMFd an Bank Dunia yang menentuka kerangka institusi bagi proses perkembangan kapitalisme dan perdagangan internasional yang bebas. Upaya pembentukan tatanan dunia baru dalam pengadopsianprogram penyesuain struktural di berbagai tempat mengarah suatu kerangka kebijakan baru yang mendukung rezim perdsagangan bebas global dan konstitusi perkonomianimperial baru.satu-satunya faktor yang terlewatkan ada;lah kesepakatan umum yang mengatur aliran bebas modal dan infestasi. Kerugian negara yang kurang maju akibat pertumbuhan pendapatan global berkat GATT dan akibat akses terhadap perdagangan buruh dan modal di antara mereka yang tidak adil-diperkiraikan oleh UNDP sebesar 500 juta dollar pertahun sepulkuh kali dari apa yang m,ereka terima setiap tahun dalam bentuk bantuan asing (1992:87).
- Resatrukturiasasi negara kpitalis untuk menjalankan proyek imperial. Aglietta (1982) dan para reghulasionis p-erkonomian dunia diteorisasikan sebagai sebuah sistem formasi-formasi sosial kebangsaan yang saling menyilang yakni negara bangsa yang telah mampu melawan seperti apa yang dikatakan Petras (1985) sebgai “ tirani globalisasi”. Seperti Lipets (1987,:24-25) yang mengnut teori samna denganAglietta, katakan, “sebuah sistem tidak boleh dilihat sebgai struktur yang disengaja atau talkdir yangtidak bisa dielakkan karena koherensinya … merupakan dampak dari interaksi antara beberapa proses yang otonom dampak dari koomplementaris dan antagonisme yang stabil untuk Sementara waktu yang terdapat di berbagai rezim akumulais nasional.
Keuntungan-keuntungan ekonomi dari Globalisasi dan Distribusi
Ketidakadilan sosial dalam hal distribusi sumber-sumber ekonomi dan produksi dan pendapatan tyampak semakin besar di berbagai tempat. UNDP dalam laporan Human Development tahun 1992 menyeburjan bahwa sejak tahun 69-89 negara-negara terkaya memiliki 20% dari seluruh penduduk dunia menerima kenaikan hasil (pendapatan) global 70,2% manjadi 82,7%sedangkan pendapatan negara termiskin dengan 20% penduduk dunia turun dari 2.3%menjadi 1,4%. Dari bank dunia dan IMF mengakui bahwa sejumlah negara besar telah mengalami kemundudran dalam pembangunan mereka bahkan sampai pada tingkat pada tahun 1980-an. Dalam mhalini jelas negra telah mengalami gagal dalam merasakan pembangunan atau gagal dalam seperti bank dunia sebutkan sebagai “kecenderungan pada kemakmuran”.
Bank dunia menuturkan bahwa dengan kebijjakan-kebijaksn ysng tepat gap pendapatan di atas dapat dihilangkan dan semakin banyak negara yang bisa mengikukti “kecenderungan pada kemakmuran”. Dengan sebuah teori yang yyang konversi manjadi sebuah doktrin ketidakadilan-ketidakadilan yang semakin tinggi pada umumnya dipandang sebagai admpak janbgka pendek yang tak terelakkan dari proses pertumbuhan yang diarahkan oleh pasar karena menibgkatnya tabungan nasional dan keccenderungan yang semakin besar untuk menginvesrtasikan tabungan ini. Logikanya adadlah bahwa syarat-syarat yang diperlukan untuk meningkatkan angka tabungan dan investasi tersebut mencakup bagian modal yang lebih besar dari pendapatan nasional dan oleh karenanya penurunan bagiuan pendapatan yang tersedia untuk konsumsi yakni uyang terrdistribusi dalm bentuk upah dan gaji. Dimensi politik dari ketidakadilan-ketidakadilan sosial global ini menjadi pengamatan dalam kebijakan yang korektif. Masalahnya adalah ketidakpuasan sosial yang disebabkan oleh ketidakadilan-ketidakadilan tersebut bisa dimobiisir menjadi gerakan oposisi dan resistensi yang mendorong proses penyesuaian yang berpotensi mendesstabilisasikan rejim-rejim politik yang membuat ketidakailan tersebut.
Dalam hal ini ad pendap[at yanng cukup menarik yang dilontarkan oleh Griffin (1995) bahwa ketidakadilan pendapatan global telah mulai dalam tahun-tahun belakangan. Dalam pandangan ini tidaklah mmungkin bisa didelarsakan oeh pandangan Bienefeld dan para sarjana lalinnya bahwa Gap Utara-Selatan dalam hal kekayaan dan pendapatan semakin besar dan cepat dibawah kondisi penyesuaian stryktur dan Global?.walaupoun sebagaimana kata Bienefeld (1995), kebanyakan negara miskin tidak memiliki akses terhadap sumber-sumkber produksi yang bisa mengahasilkan pendapatan. Dan dengan tumbuhnya sektor informal dunia dan aktivitas atau bentuk pekerjaan berpendapatan rendah secara eksplosif serta penurunan upah nyata dan pendapatan secara tajam dinelahan dunia sebagian besar penduduk dunia menjadi lebih buruk saat ini dibanding tahun dulu.
Dinamika proses emacam ini bisa terbentuk kekuatan sttruktur (atau bagaimana kekuatan tersebut tampak dimaqta banyak ekonom) tetapi kekuatan itu berhubungan dengan aksi yang dilakukan oleh organisasi dan perusahaan kapitalis demi kepentingannya sendiri. I9nilah maslahnya yang seloalu diabaikanb oleh para ekonom yang dilontarkan oeh perdana menteri malaysia dalam komemtarnya yang kritis tentanmng sistem ekonomi global yang menbiarkan “para pedagang itu mendapatkan keuntungan jutaan dolar dan samam sekali tidak membayar pajak untuk negara yang dimiskinkan oleh mereka”
“pandangan Globalis” ytang mendiskripsikan pasar dunia tersusun dari perekonomian nasional yang integral dan interdependen ini seluruhnya dihancurkan oleh peristiwa yang mengarah pada dan mengikuti banngkrutnya pperekonomian Asia ketiak pinjaman pinjaman yang tidak sangup dibayar menyebabkan bangkrutnya bank-bank dasn perusahaan yang masif. Perusahaan trannasioanl Amerika Serikat dan eropa yang memebeli saham perusahaan besar Asia yang murah diabawah perintah pimpinan Amerika serikat dan eropa sebagai pembiayaan ulang memeprlihatkan sifat imperialnya dari hubungan antar negara dalam perekonomian dunia lebih jauh lagi. Akibat dari krisis yang terjadi diAsia dan Amerika L:atin diamna negara-negara penghutang selalu terkalahkan dan lembaga keuangan imperial menjadi pemenang bukan menggambarkan “integrasi” dan interdependensi tetapi lebih menggambarkan subordinasi dan imperialisme.
0 komentar:
Posting Komentar