Buat kawan-kawan setia blog ini yang mau mendengarkan cerita dewasa dalam bentuk audio (suara cewek bos!) silahkan klik Disini Jangan lupa rajin-rajin berkunjung ke blog ane and jaga sikap kawan-kawan terhadap saudari-saudari kita. Cewek-cewek juga manusia gan. Dipergunakan untuk keperluan pribadi, TITIK

Selasa, 19 April 2011

Cinta Romantis dan Cinta Sejati dalam Perkawinan

Beda Antara Cinta Romantis dan Cinta Sejati dalam Perkawinan


CINTA romantis dapat dijabarkan sebagai sesuatu yang imajinatif dan tidak praktis, misterius, dan fiktif. Cinta romantis merangsang eksitasi petualangan emosional, pemenuhan idealisme dan sering dilandasi keterikatan emosional yang bisa berlanjut sepanjang hidup atau hanya berlangsung dalam waktu singkat. Cinta romantis diterima secara sosial, walaupun sering terasa tidak lebih dari sebagai suatu delusi dan keadaan tergila-gila. Padahal, cinta romantis hanya sekadar merupakan "tipuan", karena ditandai sesuatu yang menjanjikan lebih daripada apa yang sebenarnya bisa diberikan.

Umumnya orang cenderung memberikan reaksi terhadap situasi tersebut dengan dua cara yaitu: (a) penghayatan pe-rasaan atau emosi secara menyeluruh. Penghayatan perasaan tersebut didominasi oleh "bagaimana saya merasakan tentang dirimu" sebagai suatu reaksi antara satu orang dengan orang lain. (b) Pelibatan aspek emosi lebih merupakan reaksi emosi primer yang terkait dengan "bagaimana sa-ya merasa tentang diriku".

Jadi, intensitas penghayatan perasaan dihubungkan dengan seseorang yang ada di luar dirinya yang mampu menghin-darkan orang tersebut dari perasaan kekosongan yang ada dalam dirinya sendiri. Dapat disimpulkan, fokus cinta romantis ada pada diri orang lain, dalam hal ini pasangannya.

Cinta romantis terdiri dari elemen emosional kuat yang berasal dari fusi antara satu orang dengan orang lain, sehingga hanya sedikit makna yang menyertakan kapan perasaan itu mulai berkembang dan kapan perasaan itu berakhir karena tidak adanya ruang atau jarak serta waktu antara diri sendiri dengan orang yang dicintainya. Rasa sakit/terluka pada salah seorang pasangan merupakan rasa sakit/terluka pada diri sendiri. Setiap hal dinilai dan dimaknakan personal, misalnya "apabila kamu pergi ke bioskop sendiri, maka itu berarti kamu meninggalkan diri saya". Jadi, dalam hal ini terbentuk perasaan kebersamaan dan saling memiliki satu sama lain secara sempurna antara dua orang yang terlibat cinta romantis.

Di balik perasaan romantis itu terkandung fusi dari ketakutan akan kesepian dan kegagalan dalam penerimaan diri seseorang. Makin rendah rasa percaya diri seseorang, semakin tinggi harapan orang itu agar orang lain sama seperti dirinya. Semakin tinggi pula upayanya mencoba dan ber-harap mendapatkan pemuasan kebutuhan akan keyakinan diri agar dapat dibangkitkan keyakinan diri orang yang dicintainya. Kondisi cinta romantis betul-betul merupakan harapan yang tidak realistis.
Harapan ada pada pasangan yang menjalin cinta kasih romantis justru cenderung mendapatkan kekecewaan yang lebih besar di kemudian hari. Erich Fromm (1956) berpendapat, cinta romantis merupakan bukti dari kondisi rasa kesepian yang sangat mendalam. Segera setelah penerimaan cinta romantis menurun atau bahkan hilang, maka pola dasar proses berpikir, perasaan, dan perilaku realistis akan muncul kembali.

Biasanya topik rasa tanggung jawab yang mengikuti ikatan kasih yang realistis menjadi berbaur dengan kondisi saling menyalahkan pada dua orang yang sebelumnya terlibat cinta romantis. Kondisi itu diikuti dengan runtuhnya harapan awal yang tidak realistis, untuk kemudian menghadapi kenyataan yang ditandai argumen, ketidaksepakatan terhadap rasa tanggung jawab masing-masing pasangan, peningkatan rasa marah yang akumulatif, dan perlahan tetapi pasti kedua belah pihak akhirnya akan merasa terluka. Kenyataan lanjut yang dihadapi pasangan adalah interrelasi mereka akhirnya menjadi kabur dan tidak jelas bagi kedua belah pihak.

Transisi dari cinta romantis ke cinta sejati

Cinta romantisme merupakan bagian dari masa muda yang penuh gairah. Serentak setelah kedua pasangan tumbuh dan bertambah usia, maka iklim emosional dalam diri kedua pasangan akan ditandai oleh apa yang mereka inginkan, apa yang mereka harapkan, hasrat apa yang ada pada diri mereka, serta bagaimana mereka menghayati diri mereka secara emosional.

Afeksi yang lembut dan kesetiaan menjadi aspek dari cinta yang penuh kesabaran, yang secara simultan, dengan disertai atau tidak disertai nilai-nilai romantisme. Serentak setelah cinta romantis sirna, maka cinta romantis akan digantikan dengan upaya-upaya untuk menyimpannya dengan cara "saya dapat merasakan bahwa saat ini saya harus menempatkan permasalahan-permasalahan yang harus diatasi dalam hubungan saya dengan pasangan saya".

Dalam pada itu pasangan akan berupaya membantu istri/suaminya untuk bang-kit dari perasaan terpuruk atau pasangan ikut merasakan keterpurukan suami/istrinya. Dengan cara tersebut maka terjadi proses peningkatan pengaruh kendali secara obyektif. Maka berkembanglah rasa cinta sejati yang merupakan upaya salah satu pasangan untuk tetap memberikan pengaruh pada suami/istrinya, baik dalam imajinasi, keingintahuan satu sama lain, serta kecenderungan satu sama lain.

Dengan demikian maka relasi yang terjalin antarkedua pasangan akan terbentuk berdasar pada pola-pola kesabaran kedua belah pihak dan rasa toleransi diantara kedua belah pihak yang semakin hari semakin kuat. Masa transisi dari fase cinta romantis ke cinta sejati merupakan masa tersulit bagi kedua pasangan

Sebuah cinta pada sepasang manusia tidak habis-habisnya dibahas. Ia selalu ada dalam setiap media dan menjadikan segala media yang ada di muka bumi ini menjadi sempit karenanya. Cinta pula yang menyebabkan efek psikologis manusia berubah dari yang realistis menjadi sulit untuk dinalar. Kecenderungan yang ada pun menjadi sulit untuk membedakan antara kenyataan dengan yang tidak. Akhirnya, sebuah hyper-realis yang terbentuk dari makna cinta menjadi bernilai harganya.

Sisi lain cinta sering dimaknai orang sebagai sebuah misteri. Kelompok musik Dewa mendefinisikan cinta sebagai sebuah mistikus. Sementara Khalil Gibran menyebutkan cinta sebagai bagian dari kerja yang telah mengejawantah. Titik Puspa-pun menyebutkan bahwa cinta itu berjuta rasanya. Sedangkan Freud mengungkapkan, bahwa cinta itu bagian dari seksualitas dan beriringan dengan afeksi dan sensualitas (Freud dalam Osborne, 2000).

Banyak kalimat yang mewarnai keindahan sebuah cinta. Namun apa yang terjadi bila cinta telah menjadi rusak? Tidak ada istilah lain selain kepedihan, luka hati, pengkhianatan, sakit dan kosakata lain yang juga tidak kalah banyaknya. Banyak peristiwa yang berakhir dengan darah. Kemudian yang muncul adalah cinta itu sebuah nyawa!

Dalam perjalanan bangsa ini, sudah banyak kata cinta yang ditebarkan. Cinta yang semu maupun cinta yang memerlukan pengorbanan ada dalam sejarah bangsa ini. Ikon-ikon budaya dalam cinta pun berkembang seiring dengan semakin menjamurnya televisi-televisi swasta dan media cetak. Berita tentang kenaikan harga BBM, TDL dan telepon bukanlah monopoli beberapa orang atau daerah saja. Berbanding terbalik dengan hal tersebut, maka rasa cinta pun menjadi hambar. Rasanya kita sedang menghadapi cinta semu. Hanya karena kenaikan tiga komponen itulah cinta yang terjalin bagaikan cinta monyet.

Ikrar percintaan yang terjalin pun - meski disaksikan oleh angin, bulan dan petir - menjadi semacam sampah. Bukan hanya Dian Sastrowardoyo saja yang pernah menikmati rasanya jatuh cinta sampai menangis. Semua orang pun pernah mengalami. Jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap salah satu kontestan Pemilu tidak bisa menjamin akan adanya kekekalan cinta (everlasting love). Romantisme Megawati pada awal perjuangan partainya pun hanyalah cinta sesaat.

Cinta yang Pudar

Cinta romantis biasanya lebih bisa diterima oleh sosial ketika rasa itu sedang meletup. Kita tidak lagi merasa aneh ketika ada dua orang berlainan jenis bergandengan tangan. Kita juga tidak merasa risih ketika di sinetron ada adegan yang memperlihatkan cinta kepada kekasihnya dengan puisi yang mendayu-dayu. Bahkan di sebuah iklan dipertunjukkan bagaimana seseorang rela menunggu kekasihnya dengan berbasah kuyup karena hujan. Cinta romantis sering mengimajinasikan situasi yang ideal maupun pembebasan imajinasi yang nakal namun penuh mesra.

Ketika di awal hubungan mesra antara rakyat dan pemimpinnya, entah itu di jaman Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur dan Megawati, maka yang terjadi adalah cinta dengan harapan yang berlebih. Namun dengan harapan yang berlebih itulah sebenarnya kita berada dalam kondisi yang ketakutan. Ungkapan-ungkapan, seperti :”Benarkah kamu mencintai saya?” atau “Kamu tidak akan meninggalkanku, bukan?” adalah bentuk ketakutan bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Wajar ketika seseorang menikmati keadaan ini, karena memang situasi yang terbentuk adalah cinta yang romantis. Cinta romantis merupakan bukti dari adanya kondisi rasa kesepian yang sangat mendalam (Fromm, 1956).

Impian-impian indah yang menjulang tinggi ketika kepemimpinan berganti sekali lagi adalah sesuatu yang wajar. Yang tidak wajar adalah ketika cinta romantis itu menutup pintu hati, pintu mata dan pintu telinga atas kejadian-kejadian yang sebenarnya bisa membuat kita marah namun kita membiarkan dengan alasan yang tidak masuk akal dan merasa kita adalah pasangan jiwa.

Kini, ketika Megawati mengumumkan kenaikan harga tiga komponen pokok, yaitu BBM, TDL dan telepon, maka yang terjadi adalah rasa kecewa. Dalam proses menerima rasa cinta, ketika terjadi hal yang tidak mengenakkan hati -apalagi terjadi perselingkuhan-, maka yang terbentuk adalah memudarnya cinta romantis. Menurunnya rasa cinta ini mengakibatkan cara berpikir dan cara pandang terhadap sesuatu kembali realistis, bahkan tidak jarang kondisi saling menyalahkan pun terjadi. Biasanya pula dalam kondisi dimana rasa cinta ini pudar, maka ketidaksepakatan sering terjadi, karena mulai diintervensi oleh rasa yang namanya tidak percaya.

Adakah Cinta Sejati?

Cinta sejati sering dianggap sebagai bentuk penyerahan diri dan mengabdi pada pasangan. Pendapat yang demikian tentunya keliru. Begitu pula dengan anggapan yang menyatakan, bahwa cinta sejati itu adalah menyenangkan pasangan. Bukan begitu makna dari cinta sejati.

Cinta sejati adalah keluarnya penghargaan, kebanggaan dan penerimaan yang tulus untuk sang kekasih. Ruh dari cinta sejati adalah saling rendah hati, sabar dan menanggung segala sesuatu secara bersama-sama. Tidak ada yang dimenangkan maupun dikalahkan ketika hubungan cinta sejati sedang terjadi.

Nah, disinilah pemerintah selalu terjebak dengan hakekat nasionalisme ataupun patriotisme. Mereka menyangka, bahwa rakyat selalu memahami apa yang menjadi kemauan pemerintah. Nasionalisme dipandang sebagai sikap pengorbanan rakyat terhadap negaranya atau cinta yang teramat dalam terhadap negaranya. Pandangan yang sempit ini sama dengan pencampuradukan cinta sejati dan cinta romantis.

Ketika rakyat benar-benar menerima pemerintah dengan apa adanya, sebaliknya ada usaha perselingkuhan yang bisa menyakiti hati rakyat. Perselingkuhan itu bisa saja terjadi ketika pemerintah mengampuni konglomerat bermasalah yang mengajak damai bagaikan sepasang kekasih yang baru saja berpisah. Bisa pula ketika pemerintah bermesraan kembali dengan masa lalu yang telah mengkhianatinya dan rakyat terlupakan.

Pemaparan di atas kiranya juga dapat dijadikan inspirator bagi insan bercinta maupun mereka yang terlanjur cinta pada sebuah kekuasaan. Dalam sudut pandang yang lain, maka Iwan Fals menjadikan cinta bagai sebuah cerita komik! Bukankah begitu makna cinta sejati? Ia selalu ada ketika dalam situasi apapun. Bukan hanya pemerintah yang enak sedangkan rakyatnya harus makan dengan irit agar tidak membuang banyak minyak tanah untuk sebuah kompor.
  

Empat Tanda Cinta Sejati
Anda dapat menemukan seseorang yang benar-benar sangat cocok untuk dijadikan pasangan hidup dan bahkan memilikinya lebih dari satu dalam hidup Anda. Tetapi kemudian bagaimana Anda benar-benar mengetahuinya dengan yakin?




Berikut bantuan untuk meyakinkan keputusan hubungan Anda:

Ungkapkan keinginan dan mengapa menginginkannya?

Anda harus memiliki kejelasan tidak hanya tentang apa yang Anda ingin dari cinta, tetapi apa yang diinginkan dalam hidup dengan pasangan Anda. Segera setelah mengetahui itu, Anda akan yakin telah masuk dalam suatu hubungan dengan tujuan dan visi yang jelas seperti apa hubungan Anda dengan dia. Menentukan kriteria akan membantu terhindar dari kesulitan terlibat dengan seseorang yang tidak cocok bagi Anda.

Ukur romantisme Anda
Meskipun kedengarannya basi, buatlah daftar harapan pasangan ideal Anda. Isi dengan keinginan pasangan sempurna, istimewa tetapi realistis. Semakin banyak Anda tahu apa yang cocok bagi Anda, semakin mudah menangkap momen kapan dia bisa berjalan bersama Anda.

Cintai diri sendiri

Ada pepatah lama mengatakan: “Anda tidak akan bisa membahagiakan orang lain sampai Anda membahagiakan diri sendiri.” Hal ini tidak hanya akan membantu pada saat bertemu dengan seseorang yang baru tetapi juga membantu Anda memulai hubungan pada saat yang tepat.

Jadilah yang terbaik

Cinta bukan hanya sekedar mencari seseorang yang akan membuat Anda bahagia. Kecocokan akan menghasilkan yang terbaik- mungkin seseorang yang akan membuat Anda menjadi orang yang bahagia dan lebih produktif.

Cara terbaik untuk menemukan cinta sejati adalah pintar-pintarlah memilih seseorang dan jelas mengapa Anda memilihnya.

0 komentar:

Posting Komentar